Seakan menjadi budaya aksi
cora-core yang dulakukan oleh para muda mudi yang baru lulus SLTA di sekitar
kita. Aksi Konvois selama ini dipandang sebagai salah satu cara untu merayakan
kelulusan mereka yang baru saja lulus dari SLTA, padahal apalah artinya semua
ini.
Aksi Konvoi |
Dibeberapa tempat di Indonesia,
polisi sudah berjaga-jaga untuk aksi konvoi yang akan dirayakan oleh anak-anak
SLTA yang akan merayakan kelulusannya. Bahkan, dari beberapa pihak sekolahpun
menghimbau untuk tidak merayakan kelulusannya dengan melakukan aksi konvoi.
Aksi konvois identik dengan
motor-motoran, trek-trekan dijalanan, baju putih abu-abu yang dicorat-coret
dengan pilox yang warna warni. Pasalnya, aksi ini kerap kali meresahkan warga
sekitar karena dianggap membahayakan orang lain. Selain itu, aksi konvoi ini
juga dianggap membahayakan aktifitas lalu lintas serta menyebapkan kemacetan.
Selama ini, aksi konvoi seakan
sudah menjadi budaya di kalangan siwa siswi yang merayakan kelulusan SLTA. Akan
kah hal ini terus-terusan berlanjut, dengan aksi yang tak jelas, merayakan
terhadap kelulusan seakaan itu adalah akhir dari perjuangan mereka. Padahal
kalau di tilik lebih dalam, apalah yang didapat dari aksi konvoi ini selain
hanya bersenang-senang yang membuka peluang untuk kemaksiatan yang lebih besar.
Ini bukanlah akhir dari
perjalanan, bukan pula akhir dari perjuangan. Tiga tahun di SLTA tidak ada
jaminan sama sekali masa depan cerah bagi Anda yang merayakan konvoi. Bisa jadi
sekarang Anda tertawa setelah merayakan konvoi, tapi besok anda akan menangis
tidak bisa masuk PT yang Anda harapkan.
Sekali lagi, perlukah aksi konvoi
ini dipertahankan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung, silahkan tinggalkan komentar anda. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk lebih baik kedepannya.